Serba Serbi Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 Di Indonesia
Gerhana matahari total (GMT) adalah sebuah peristiwa alam yang terjadi saat Bumi, Bulan, Dan Matahari berada pada 1 garis lurus dengan posisi bulan berada diantara Bumi dan Matahari sehingga bulan menutupi sebagian atau seluruh cahaya matahari. Di Indonesia sendiri Gerhana Matahari Total pernah terjadi pada tahun 1983 dan akan terjadi lagi pada 2046.
Gerhana matahari total ini dapat dinikmati secara utuh di kota Palembang, Bangka Belitung, Palangkaraya, Balikpapan, Luwuk, Sampit, Ternate, Tidore, Palu, Poso, dan Halmahera. Sementara itu dibeberapa kota besar lainnya hanya dapat dinikmati sebagian seperti di kota Jakarta, Padang, Bandung, Surabaya, Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado, dan Ambon.
GMT akan terjadi lebih awal di wilayah barat Indonesia. Hal ini menuai banyak pertanyaan karena lazimnya matahari terbit dari timur. Menggunakan kata matahari memang membuat masih ada masyarakat keliru dengan fenomena alam ini. Sebagian masyarakat Indonesia juga sering mengaitkan GMT dengan mitos Buto Ijo.
Mereka menganggap Buto Ijo datang dari sebelah barat dan perlahan memakan matahari sehingga terjadilah gerhana. Fenomena alam langka ini akan terjadi pada pagi hari ketika matahari beranjak naik dan akan berlangsung selama 3 menit mulai pukul 09.00 waktu setempat untuk wilayah Indonesia timur dan 2 menit mulai pukul 07.30 WIB untuk Indonesia barat.
Saat GMT terjadi, langit yang lazimnya saat siang terang benderang akan berubah menjadi gelap layaknya malam hari dengan warna khas awan kebiru-biruan.
Kondisi langit indonesia saat gerhana matahari totalKondisi langit indonesia saat gerhana matahari total
Sejauh ini menurut Marsetyo dari Universitas Tadulako Palu sudah ada sekitar 3000 ilmuwan dari seluruh dunia yang akan datang ke kota Palu untuk mengobservasi fenomena ini. Namun jumlahnya masih akan bertambah mengingat sebagian lainnya masih mengajukan izin untuk meneliti GMT. Sementara itu diprediksi akan ada lebih dari 5000 turis asing yang akan turut menyaksikan GMT di Indonesia.
Jumlah terbesar berasal dari Jepang yakni sekitar 3000 wisatawan. Sedangkan sisanya berasal dari Malaysia, Cina, Australia, dll. Bahkan sebagian dari mereka telah memesan hotel/penginapan sejak 2014 demi menikmati fenomena yang baru akan terjadi 9 Mart 2016 nanti.
Tim Program Studi Astronomi ITB dan Observatorium Bosscha ITB tersebar di sejumlah wilayah. Sejumlah peneliti yang tergabung dalam Universe Awareness (Unawe) Indonesia akan melihat GMT di Poso, Sulawesi Tengah. Sebagian lagi akan meneliti di Tanah Grogot, Kalimantan Timur, dan Belitung, Bangka Belitung.
Adapun peneliti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), peneliti Korea Selatan, dan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta mengamati gerhana di Palu, Sulteng, dan sekitarnya. Kepala Observatorium Bosscha ITB Mahasena Putra mengatakan, sejumlah peneliti yang tersebar di beberapa daerah itu berencana menyiarkan langsung GMT melalui fasilitas live streaming sehingga totalitas gerhana tetap bisa dinikmati masyarakat di daerah lain.
Sementara itu pihak Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah meluncurkan hitung mundur 55 hari jelang gerhana matahari total yang digelar di kantor Lapan di Jakarta pada 14 Januari 2016 kemarin Untuk mensosialisasikan fenomena alam yang hanya akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016 itu.
Fenomena alam langka ini akan menjadi daya tarik dunia yang tentu punya makna tersendiri bagi adat dan budaya masyarakat Indonesia.
Jadi, sudah siapkah kamu menyambut GMT tahun ini ? Langka loh, terjadi lagi 32 tahun lagi!
(R96/berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar